Saturday, September 16, 2017

Aokigahara Hutan Angker Tempat Bunuh Diri di Jepang

Aokigahara Hutan Angker Tempat Bunuh Diri di Jepang


Aokigahara adalah hutan yang terletak di sebelah Barat Laut Gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa, Prefektur Yamanashi. Usia hutan ini diperkirakan sekitar 1200 tahun. Hutan ini dikenal sebagai tempat bunuh diri populer di Jepang.

Hutan tersebut dilaporkan sebagai tempat bunuh diri yang paling populer di seluruh Jepang dan masuk peringkat dua di dunia sebagai destinasi bunuh diri setelah Jembatan Golden Gate di San Francisco. Angka kasus bunuh diri bervariasi, namun dari yang sejauh ini didokumentasikan sejak tahun 1988, sekurang-kurangnya ada 100 peristiwa bunuh diri terjadi tiap tahun di sana.
Papan mengenai larangan bunuh diri sebenarnya sudah terpasang di hutan ini. Peringatan tersebut sengaja dipasang untuk mencegah semakin banyaknya orang yang ingin bunuh diri di tempat ini. Papan tersebut bertuliskan kata-kata: “Renungkan tentang keluarga dan anak-anak anda, anda tidak hidup seorang diri”.
Aokigahara Hutan Angker Tempat Bunuh Diri di Jepang

Banyak mayat bunuh diri yang berhasil ditemukan oleh keluarga yang bersangkutan. Namun ada juga beberapa mayat yang menghilang tanpa jejak. Entah itu sudah dimakan oleh hewan buas atau mayat tersebut hilang sendiri secara misterius. Dari data resmi Hutan Aokigahara, tercatat sudah sekitar 105 orang yang melakukan bunuh diri di tempat tersebut.

Mereka yang bunuh diri di hutan ini bukanlah orang sembarangan. Kebanyakan dari mereka ternyata adalah orang yang punya jabatan tinggi di suatu perusahaan di Jepang.  Diperkirakan orang-orang yang bunuh diri di hutan ini adalah mereka yang berusia sekitar 40 tahun sampai dengan 50 tahun.
Jepang, menurut data WHO, adalah salah satu di antara sepuluh negara yang warganya gemar memilih bunuh diri. Tradisi itu bahkan ada sejak era keshogunan.

Tanah Aokigahara terutama mengandung batuan vulkanik dan sulit ditembus dengan peralatan seperti beliung atau sekop. Terdapat pula berbagai jejak/penanda yang digunakan saat pencarian mayat tahunan yang dilakukan oleh relawan setempat. Hutan yang sepi di kaki Gunung Fuji ini benar-benar gelap. Sepanjang jalan, di beberapa titik hanya bisa terlihat pita-pita merah, tas ransel yang ditinggalkan pemiliknya, botol-botol sake kosong, kartu kredit, dan kaus kaki bekas. Benda itu adalah peninggalan orang-orang yang putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya di sana. Dalam beberapa tahun terakhir, para wisatawan dan pendaki gunung yang menjelajahi Aokigahara menggunakan selotip plastik untuk menandai jejak mereka agar tidak tersesat.

Meskipun pihak berwenang mencoba menghilangkannya berkali-kali, wisatawan dan pendaki gunung terus saja meninggalkan sampah, dan sejumlah besar sampah berserakan di sepanjang kilometer pertama di hutan tersebut, sebelum sampai pada objek wisata yang banyak dikunjungi seperti Gua Es dan Gua Angin. Setelah kilometer pertama dan pada arah menuju Gunung Fuji, keadaan hutan tersebut lebih "lestari", seiring dengan sedikitnya sampah atau benda yang ditinggalkan pengunjung dan sedikitnya tanda-tanda keberadaan manusia.



Artikel Terkait

Aokigahara Hutan Angker Tempat Bunuh Diri di Jepang
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email