Kuntilanak Pemakan Bayi
By : Mas Ijang
Pada zaman dahulu ketika belum ada lampu dan listrik banyak sekali terjadi kisah menyeramkan tentang hantu, salah satu nya adalah kisah berikut ini.
Sebut saja JirJes dan Wulandary sepasang suami istri muda yang hidup di pelosok desa. Mereka hanya tinggal berdua. Jauh dari orang tua dan sanak saudara.
Singkat cerita Wulandary kini sedang hamil tua. Sembilan bulan lebih sepekan, tak lama lagi ia akan melahirkan. Karena belum ada Bidan didesa maka Dukun Beranak bernama Nyai Rifa masih menjadi andalan utama.
Pada tengah malam jum'at, Wulandary merasakan perutnya begitu sakit. Dia pun memanggil JirJes suaminya dengan setengah menjerit,
"Mas JirJes. perutku terasa melilit.. sepertinya sekaranglah saatnya.. tolong panggilkan Nyai Rifa segera.."
JirJes paham ia pun bergegas menyalakan obor, lalu berlari menuju rumah Nyai Rifa yg berjarak 300m dari rumahnya.
Belum sampai setengah perjalanan, ditikungan pertama ia malah berpapasan dengan Nyai Rifa.
"Nyai.. tolong Nyai.. Istri saya mau melahirkan.." JirJes berkata dengan tergesa.
"Iyaa saya sudah tahu.. tolong padamkan obormu.. cahayanya menyilaukan mata.." Nyai Rifa menjawab sambil menundukkan wajahnya.
Sesampainya dirumah JirJes, Nyai Rifa langsung masuk kedalam kamar tempat Wulandary berbaring. Katanya sebelum menutup pintu,
"Mas JirJes tolong tunggu diluar saja.. jangan masuk sebelum saya buka pintunya.."
JirJes mengangguk, tapi sekilas ia melihat senyum aneh di wajah Nyai Rifa. dan semerbak aroma Kembang Kantil memenuhi sudut kamarnya.
JirJes duduk dengan tegang dikursi kayu samping pintu kamar. Sejenak suasana tenang, kemudian suara rintihan Wulandary pilu terdengar,
"Aduh.. sakit Nyai.. perut saya sakit sekali.. saya tidak tahan.."
"Diam dan tahan sebentar..!! Ini tidak akan lama..!!" Suara Nyai Rifa bernada membentak.
"Aaakhhk...!! Aaakhhkk...!!" Wulandary tiba-tiba berteriak.
Tiba-tiba hening.
"Hikhikhik... Hikikikik... Hihihihik... Kikikik..."
JirJes terhenyak, suara apa itu.? Seperti tawa meringkik membuat bulu roma bergidik.
"Hikhikhik... Hikikikik... Hihihihik... Kikikik..." Suara itu kembali terdengar.
Curiga dan tidak sabar, JirJes membuka paksa pintu kamar. Dengan penerangan samar, matanya menyapu setiap sudut kamar.
Jantung JirJes seakan berhenti berdetak. Wulandary bersimbah darah, diam tidak bergerak. Perutnya sobek tak beraturan, dengan luka sayatan dan cakaran.
JirJes mencari Nyai Rifa, tapi dia tidak menemukannya. Terlihat jendela kamar terbuka lebar, JirJes pun melongok keluar.
Diantara semak belukar, ada sosok Berambut Panjang. Bergaun Putih. sedang mengunyah Bayi. yang diambil dari dalam perut Wulandary.
"Hikhikhik... Hikikikik... Hihihihik... Kikikik..." Tawa itu kembali terdengar menusuk telinga. Dan sejak saat itu, JirJes kehilangan akal sehatnya.
Begitulah akhirnya.. Kisah Kuntilanak Pemakan Bayi.
Mbah Aji Al-Tegaly sebagai sesepuh desa membuat peraturan baru agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Yang sedang hamil tua rumahnya harus dijaga petugas ronda. Nyai Rifa dibuatkan tempat praktek khusus.. agar dia tidak perlu mendatangi.. tapi didatangi.
Kisah Nyata 'Kuntilanak Pemakan Bayi'
4/
5
Oleh
Van