By : Rofiqq Baqi Muhammad Al-Adzim Az-Zamzami
Rumah saya cukup jauh dari Kampus, dibandingkan pulang-pergi naik kendaraan umum yang cukup memakan biaya. Saya memilih ngekost di salah satu kosan yang cukup bagus kondisinya. Namun setelah beberapa semester saya berkuliah di UI, saya menemukan kost-kostan yang harganya sangat terjangkau dan kondisinya bagus.
Ya pokoknya lebih murah dibandingkan dengan kost-kostan saya yang dulu. Lalu yang membuat saya ngebet banget ingin pindah ke kostan tersebut karena kostan itu tidak jauh dari kostan pacar saya waktu itu. Alhasil tanpa panjang lebar saya langsung memutuskan untuk pindah ke kostan tersebut.
Tidak tahu mengapa, mungkin memang saya sudah tidak bisa berfikir panjang waktu itu. Saya setuju saja mendapatkan kamar di paling pojok dan sendirian pula pada saat itu. Kamar tersebut memiliki sebuah kamar mandi yang terletak di dalam kost-an sehingga saya sangat senang sekali.
Pada pertama kali saya menempati kost-an tersebut memang terasa agak nggak enak, saya fikir itu mungkin karena lokasi saya jauh dari tetangga-tetangga saya di satu kostan, ya seperti menyendiri seperti gitu.
Tapi dengan PeDenya saya pada waktu itu, saya santai-santai saja.
“Toh dengan harga yang murah saya bisa mendapatkan kamar mandi di dalam” fikirku.
“Toh dengan harga yang murah saya bisa mendapatkan kamar mandi di dalam” fikirku.
Setelah saya memindahkan barang-barang saya dari kostan sebelumnya.
Di Sore hari saya bertemu dengan tetangga saya satu kost-an. Orangnya sangat ramah, baru berkenalan kami bisa mengobrol lama hingga bercanda. Di akhir pertemuan dia menanyakan kepada saya.
“Lo, tinggal di kamar yang mana?”
“di kamar yang pojok sana tuh, yang sendirian… hahahaa”
“Eh, seriusan? sorry ya bukannya nakutin. Tuh kamar legendaris banget, paling baru semingguan diajak kenalan… hahaha…”
Dia membalas dengan wajah ngeledek, aku fikir ia hanya bercanda
“ah bodo amat, nggak percaya gua sama gitu-gituan…”
Jawabku santai, dan setelah itu aku pergi menemui teman untuk belajar bersama.
Setelah saya bertemu dengan Edo, teman satu jurusan untuk belajar bersama, kami memutuskan untuk belajar bersama di kost-an ku yang baru. Ini adalah malam pertamaku bermalam di Kost-an ini.
Malam itu kami berdua bergadang mengerjakan tugas UAS, ketika waktu sudah menunjukan pukul 2-an, saya tidur duluan karena sangat lelah pindahan barang-barang saya ke kost-an ini tadi pagi.
Selang 10 menit saya tidur, teman saya sedang asik-asiknya ngerjain tugas yang hampir selesai. Ia mendengar suara perempuan memanggil namanya dari kamar mandi sambil merintih.
“Edo… hih… hih… hih… Edoo… hih… hih…”
Temen saya yang merasa terpanggil namanya itu membuka kamar mandi, namun isinya kosong dan suara tersebut hilang.
Tidak lama terdengar lagi suara itu. dari kamar mandi, namun ia mengelakan saja dan tetap belajar
“Edo… hih… hih… hih… Edoo… hih… hih…”
Lama kelamaan suara itu semakin keras dan mendekati dirinya
“Edo… hih… hih… hih… Edoo… hih… hih…”
Hingga akhirnya suara tersebut terdengar sangat jelas dan berada tepat dibelakangnya.
“Edo… hih… hih… hih… Edoo… hih… hih…”
Edo panik, ia mencoba membangunkan saya tanpa melihat kebelakang karena takut, bahkan hingga mengguncang-guncangkan tubuh saya, saya tidak terbangun. Hingga akhirnya Edo pasrah dan memejamkan matanya dibawah bantal karena ketakutan.
Dipagi hari, saya menemukan posisi tidur Edo yang aneh, ia tidur dengan posisi kaki meringkuk, menghadap ke samping dan tangan yang memegang bantal erat menutupi kepalanya.
“Do…!! Do..!! Bangun lo, Aneh amat lo tidurnya..”
Dan Edo terbangun, ia bercerita apa yang telah ia alami semalam sangat detail, dan saya menjawabnya santai.
“Ahh becanda ajee luuu… kecapekan kali lu begadang sampe halusinasi gitu…”
“Sumpah gua, sumpah… Ntar lo rasain aja malemnya… Liat aja”
Bodohnya saya malah menantangnya.
“Gua tungguin malam ini dah…”
Dengan muka meledek.
Benar saja ternyata, malam berikutnya ketika saya sedang bergadang tengah malam belajar untuk UAS besok pagi, saya mengalami hal serupa yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup.
Di tengah-tengah asiknya mengerjakan tugas pada saat itu, turun hujan yang cukup deras. Tiba-tiba dari arah kamar mandi di dalam kost-anku muncul suara perempuan menangis.
“Hik…. Hik…. Hik…. Hik…..”
Aku berifikir itu hanyalah halusinasiku, namun semakin lama suara tersebut semakin nyata dan jelas
“Hik…. Hik…. Hik…. Hik…..”
Saya mencoba mengecek kamar mandi, dan saya sadari sepertinya suaranya bukan dari sana. Malahan ketika saya ada di kamar mandi sepertinya suara tersebut dari dalam kamar.
“Hik…. Hik…. Hik…. Hik…..”
Ketika saya keluar dari kamar mandi suara tersebut kembali muncul, dan bulukuduk saya berdiri. Baru saya sadari ternyata suara itu memang ada dan sepertinya saya tidak sendiri di kamar ini. Padahal seluruh isi kost-an yang dihuni oleh mahasiswa Poltek sudah kosong karena libur duluan dan yang membuat saya deg-degan, Kost-an ini adalah kost-an pria! Tidak mungkin ada suara wanita menangis disini.
“Hik…. Hik…. Hik…. Hik…..”
Suara tersebut semakin kencang, dan yang janggalnya suara tersebut sepertinya semakin keras dari kolong meja belajar yang sedang saya gunakan, kakiku gemetar dan saya mencoba memberanikan diri untuk melihat kolong meja dan…
Sesosok kepala dengan rambut panjang menjulur kebawah lantai sedang menangis di kolong meja….
“AAAAAaaaaaaaaaaaa……….!!!!!!!!!!!!!!!”
Saya langsung berteriak lompat dari kursi meja belajar. Saya lari menembus hujan tanpa alas kaki ke musholla terdekat karena saking takutnya pada saat itu. Sampai musholla saya masih menggigil, merinding ketakutan dan tidak berani kembali ke kost-an sampai pagi datang.
Keesokan harinya saya memutuskan untuk pindah kost-an ke tempat lama, Saya tak akan melupakan kejadian di Kost-an Kukel malam itu.
ceritahantukaskus
ceritahantukaskus
Kisah Nyata 'Hantu Penunggu Kost-an'
4/
5
Oleh
Hideouses