Monday, November 6, 2017

Kisah Nyata 'Kuburan Yang ke Lima'

Kisah Nyata 'Kuburan Yang ke Lima'

Kisah Nyata : Kuburan Yang ke Lima
By : Willy Bodonx Baru

Aku akan ceritakan kisah horor ku ini, selama aku bekerja di jalanan malam hari sebagai seorang pedagang. Mungkin cara cerita ku kurang bagus, tapi ini real tanpa rekayasa.

Malam itu aku dagang agak sepi dan makanan jualan ku masih banyak, waktu sudah menunjukkan jam 1 dini hari. Akhirnya aku bergegas nutup untuk segera pulang, dengan perasaan agak sedih soalnya jualan sepi.
Setelah selesai beres-beres dan mindahin gerobak, aku langsung goes sepeda ku dengan bawa senter di tangan kiri. Jalan sepi tanpa lalu lalang kendaraan dan udara dingin menemani perjalanan pulang ku. Seperti biasanya aku harus melewati 5 area pemakaman.

Aku merasa aman kalau lewat pemakaman 1,2,3 dan 4. Tapi setelah melewati pemakaman ke 5, kira-kira jarak 10 meter aku dikagetkan dengan geber wayang (layar wayang kulit di atas panggung) yang menutupi jalan sepenuhnya, jadi aku gak bisa lewat situ. Setelah aku amati tu geber ternyata tidak ada orang yang berada di sekitar situ sama sekali alias sepi sunyi, aku merasa aneh seharusnya walaupun acara selesai tetap ada 1 atau 2 orang yang masih disana. Akhirnya aku lewat jalan kecil disamping geber itu. Dengan perasaan ragu dan takut aku nekat lewat situ, jalan yang ku lewati sangat lah gelap dan gak ada penerangan. 

Setelah ku goes sepedaku beberapa saat tiba-tiba aku sampai di pinggir sungai besar dan banyak sekali pohon bambu, aku bingung mau puter balik tapi jalan yang ku lewatin tadi menghilang, jalan di situ cuma kayak pematang sawah dan cuma muat untuk satu orang, sebelah kiri jurang langsung ke sungai (lumayan dalem) dan sebelah kanan adalah deretan pohon bambu gede-gede, perasaan ku waktu itu sungguh kacau dan satu-satu nya yang bisa ku mintain tolong hanya Allah. Sambil permisi dengan mereka (para hantu) aku berzikir sambil nuntun sepeda ku. 

Waktu itu aku gak berani lihat kanan-kiri, tapi di deretan pohon bambu sebelah kanan ku, seperti banyak makhluk yang memperhatikan, seolah aku ini tontonan mereka, aku sudah pasrah dengan keadaan, dengan tetap berzikir sesekali saya ngomong sama mereka. 
"permisi, semua yang ada disini, saya cuma numpang lewat, saya ini orang susah yang cari nafkah di malam hari, saya cuma ingin lewat dan pulang". 

Setelah itu dengan badan gemetar dan keringat bercucuran serta mata yang hampir menangis, karna sudah pasrah sama yang diatas, tiba-tiba aku melihat cahaya kuning, aku ikutin tu cahaya, dan ternyata aku sudah sampai di belakang rumah warga, setelah itu aku lewat teras rumah orang, setelah melewati beberapa rumah, akhirnya aku ketemu jalan yang pertama tadi, dan anehnya jaraknya gak jauh dari lokasi geber wayang td, padahal aku tersesat kayaknya sudah berjam-jam. Yang paling membuat aku shock berat, geber wayang tadi menghilang tanpa jejak, aku masih bersyukur bisa selamat.

Sambil goes sepeda untuk pulang, aku masih bingung dengan yang ku alami, sampai di rumah aku langsung tidur soalnya aku capek banget habis diajak muter-muter sama dedemit.
Esoknya aku tetep jualan dan gak seperti biasanya, hari itu aku dagang ramai banget, sekitar jam 8 malam dagangan ku sudah ludes, aku barsyukur bisa pulang lebih awal dengan kondisi jalan yang masih lumayan ramai.

CHI

Artikel Terkait

Kisah Nyata 'Kuburan Yang ke Lima'
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email