Penulis : Miftah Abdul Fatah
TAKTAKDUGDUGPRAAANNNKKKK. Suara piring pecah dan barang berjatuhan membangunkanku dari tidur. Aku duduk diatas ranjang mengisik-ngisik mataku, jantungku berdetak tidak sepeti biasanya, keringat membasahi pelipisku,
“ apa itu?. Haduhhh pasti si oreo, berisik banget. Inikan baru jam 23.15WIB” ucapku menuduh kucing peliharaanku yang melakukannya.
Aku keluar dari kamar ternyata terlihat kucingku sedang tidur di sofa sambil mendengkur,
”iiidiiihhh si empus tidur ternyata, Terus suara barusan apa ya???”tanyaku kepada diriku sendiri yang sesungguhnya tidak tau apapun.
TAKTAKDUGDUGPRANNNKKK... suara itu terdengar lagi, arah suara itu terdengar dari dapur. Aku bergegas kedapur ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.
Sesampainya disana ternyata tidak ada sesuatu yang aneh, barang-barang masih tersimpan rapih pada tempatnya, aku terdiam sesaat memikirkan kenyataan yang kulihat.
“ suara barang berjatuhan, tapi mana?” aku kembali bertanya kepada diriku sendiri berharap mendapat jawaban.
kuperiksa secara keseluruhan dapur itu sampai Tiba-tiba dengan cepat bayangan hitam seperti asap melintas tepat didepanku kemudian menghilang
“hah. Apa itu???” ucapku kemudian ketempat dimana bayangan itu menghilang, tapi nothing special, tidak ada apapun.
“aaahhkkk. Mungkin hayalanku” pikirku.
Kemudian aku teringat suatu hal,
“ ehhh iya, bagus juga gue bangun malam ini, sekarang ada film kesukaan gue Resident evil, lebih baik nonton sambil nungguin ayah pulang” ucapku.
TENGNONG.... suara bell rumah berbunyi.
“ apakah itu ayah???” tanyaku kemudian bergegas menuju pintu depan.
Sebelum membuka pintu aku mengintip dulu lewat kaca disebelah pintu, ternyata benar itu ayah. Aku membuka pintunya CLEK... ayahku kemudian masuk. Tapi sesuatu membuat perasaanku tidak enak, ayah menatapku dengan tatapan kosong, tapi mana senyumnya yang biasa kulihat setiap kali kami bertemu???
“ayah kok tumbenkenapa tidak mengucapkan salam dulu?” tanyaku.
Ayahku tidak menjawab kemudian ayahku berjalan keruang keluarga,
“loh kok cuek????. Aaahhkkk mungkin ayah lelah” pikirku.
Kemudian aku menuju ketempat ayahku, terlihat ayahku sedang duduk kemudian menyalakan TV dengan remote. Aku kemudian mendekati ayahku dan duduk disebelahnya
“ ayah sekarang ada film kesukaan kita resident evil jam 00.00 WIB“ ucapku.
Ayahku tidak menjawab dan hanya memindahkan chanel Tvnya.
Saat itu Wajah ayahku terlihat pucat sekali,
“ wajah ayah kok pucat, apa ayah sedang sakit?” tanyaku.
Ayahku masih tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepala, pandangan ayahku hanya tertuju pada TV dan sepertinya enggan melihatku.
Clek... suara pintu terbuka, ternyata ibuku yang keluar dari kamarnya,
“ ternyata ayah sudah pulang ya, bunda kira ayah pulangnya nanti jam 01.00 “ ucap ibuku.
“ bunda mau ikut nonton juga” tawarku.
“ bunda menyiapkan cemilan dulu ya” ujar ibuku.
“ oke deh sip” ucapku sambil mengangkat jempol.
“ ayah mau minum kopi?. Nanti bunda buatkan” tawar ibuku.
Ayahku hanya mengangguk, dari tadi tidak ada sepata katapun yang keluar dari mulutnya.
Sebenarnya aku mulai merasa tidak nyaman dekat dengannya.
Kemudian aku menyusul ibuku kedapur
“ bunda, ada sesuatu yang aneh pada ayah” ucapku dengan suara pelan.
“ apa maksudmu nak?” tanya ibuku.
“ jadi begini, setiap kali aku bertanya pada ayah tidak pernah ada tanggapan darinya, yang ada hanya tatapan kosong yang membuatku sedikit tidak enak melihanya” jelasku.
“ nak. Mungkin ayahmu sedang capek, jadi biarkan dulu ayahmu istirahat” ujar ibuku kemudian memegang pundaku.
“ tapi bun. Secapek apapun atau sesibuk apapun ayah. Kalau aku mengajaknya berbincang pasti mau “ ucapku.
“ sudah ini bawa, kebetulan cemilannya sudah bunda hangatkan “ ujar ibuku mengalihkan pembicaraan sambil memberikan sepiring cemilan.
“ oke deh, bun buatkan juga minuman untuk mif donk hehehe” pintaku.
Ibuku tersenyum “ iya nak, nanti ibu buatkan jus untukmu” ucap ibuku.
“ terimakasih ya bun, mif membawa cemilan dulu untuk ayah”.
Aku kembali ketempat ayah dan membawakan sepiring cemilan untuknya.
“ ayah ini basreng masih hangat” ucapku sambil meletakan sepiring basreng itu didepannya, ayahku hanya mengangguk.
“ayah benar tidak sakit???” aku kembali bertanya. Kali ini ayahku menjawab
“ ayah baik nak” jawabnya pelan sekali.
“ alhamdulillah. Kalau ayah sampai sakit bisa berantakan rencana kita besok” ucapku sambil mengambil sepotong basreng.
“ sebenarnya aku bukan ayahmu, ayahmu masih kerja dan belum pulang” ucap ayahku kemudian memberikan tatapan tajam padaku.
“ hahaha, terus yang didepan anakmu ini siapa, ayah ini bercanda di stand up komedi saja” gurauku dan tidak percaya sedikitpu apa yang baru saja diucapkannya.
Ayahku tidak menjawab dan pandangan matanya kembali ke TV. aku menatap ayahku terlihat wajahnya semakin pucat aku mulai merasa khawatir. Sesuatu yang tidak wajar terjadi pada ayah, setetes cairan merah keluar dari hidungnya kemudian cairan itu keluar dari matanya, mataku membeliak melihatnya, saat mataku berkedip wajahnya kembali normal,
“ iiddiihh gua berhayal lagi” batinku.
Ibuku datang kemudian meletakan minuman untuk kami,
“ ibu mau tidur lagi ya” ujar ibuku.
“ loh bun, tidak jadi ikut nontonnya?” tanyaku.
“ maaf ya nak, bunda ngantuk, kamu saja dengan ayahmu” ucap ibuku.
“ oke deh, tak apa” maklumku. Aku dan ayahku hanya menonton TV tanpa ada percakapan antara kami karena setiap kali aku bertanya tidak pernah ada jawaban, ayahku hanya mengangguk dan menggelengkan kepala, akhirnya karena kesal ya sudah saya diam saja., aku mulai memikirkan perkataannya tadi, apakah memang benar dia bukan ayahku???.
Tidak terasa sudah 2jam saya menonton TV, TENGNONG..... suara bel rumah berbunyi,
“ siapa ya, malam malam begini???” tanyaku kemudian berdiri dan berjalan kepintu depan rumah.
Aku mengintip lewat kaca sebelah pintu, ternyata apa yang kulihat diluar membuatku tercengang dan sedikit menganga
“WHAT, gua gak salah lihat nih???” terus yang sedang duduk diruang keluarga itu siapa???, kalau itu ayahku terus yang diluar depan pintu siapa???” banyak sekali pertanyaan yang kulontarkan saat itu.
Aku kembali mengintip lewat kaca
“ ayahku kok ada dua, apa maksudnya ini mana yang asli???”tanyaku kebingungan sekali jujur saat itu I don’t understand what happened???. untuk memastikannya aku kembali keruang keluarga terlihat ayahku sedang duduk, aku berjalan perlahan mendekat kearahnya, keringat dingin bercucuran melewati pelipisku, saat akan menepuk pundaknya, ayahku berdiri kemudian berjalan menjauhiku
“ ayah!!!” teriaku.
Ayahku tidak menoleh dan terus berjalan sampai menembus tembok. Meskipun begitu Aku tidak terlalu terkejut melihantnya dan itu menjawab semua pertanyaanku. pantesan saya nanya tidak dijawab dan cuek sekali, ternyata itu ayahku yang palsu, berani beraninya setan itu menyerupai ayahku, sebal deh rasanya.
TENGNONG.... suara bel rumah kembali berbunyi. Aku bergegas ke pintu depan dan membuka pintunya mungkin ini ayahku yang asli.
“assalamu’alaikum” salam ayahku.
“wa’alaikumsalam” jawabku, nah ini baru ayahku yang asli, selalu terlihat senyum diwajahnya.
“ mif. Kenapa masih belum tidur, gadang lagi?” tanya ayahku.
“ iya, ada film RE sayang kalau dilewatkan” jawabku kemudian kami keruang keluarga dan duduk didepan TV, aku melupakan semua yang terjadi saat sebelum ayahku yang asli pulang.
“ nak. ternyata kamu sudah menyiapkan secangkir kopi untuk ayah” ucap ayahku kemudian meminum kopi itu.
“pas banget kopinya masih panas” ucap ayahku.
Aku memikirkan apa yang dikatakan ayahku barusan,
“ loh kok masih panas, tadi ibu membuatnya jam setengah sebelas, sekarang sudah jam satu berarti sudah dua jam, kenapa kopinya masih panas seharusnyakan dingin????” ucapku didalam hati.
Kemudian aku menyentuh gelas kopi itu ternyata benar saja masih panas, tapi yasudahlah tidak penting.
“ ayah bagaimana rencana kita besok” tanyaku.
“ tentu pasti nak. Ayah kamu dan pamanku akan mancing besok, sementara ibu, bibi dan tante mu akan mempersiapkan tempat untuk acara makan besar besok malam, semua keluarga kita akan berkumpul dan ayah juga akan mengundang keluarganya Lia” jawab ayahku.
Aku sangat senang dan bahagia sekali mendengarnya, karena jarang sekali seluruh keluargaku berkumpul.
HAHAHAHA suara tawa mengerikan terdengar disaat kami berbincang
“ ahk, munkin aku salah dengar” batinku. Kemudian asap putih mengepul dibelakang ayahku, aku terkejut melihatnya
“ayah, ada asap dibelakangmu” ucapku sambil menunjuk asap dibelakangnya.
“ asap???” tanya ayahku kemudian membalikan badannya.
“ kamu ini nak, bikin ayah kaget saja, mana asapnya” tanya ayahku sepertinya tidak melihatnya.
Kulihat asap itu perlahan menghilang, aku melihat sekeliling sampai kulihat asap lagi, asap itu mengepul kemudan membentuk seperti manusia mirip seperti ayahku.
Aku tidak tau kenapa. tapi sosok itu berjalan mendekati kami
“ ayah ada seseorang yang mirip denganmu” ujarku sambil menunjuk sosok itu,
“ mana nak” tanya ayahku dan tidak melihatnya juga. Sosok itu tersenyum wajahnya pucat sekali, dia sedikit tertawa kemudian sosok itu membalikan badannya menjauhi kami dan menghilang.
“ ayah tidak lihat, tadi ada yang mirip dengan ayah” aku berbalik bertanya. Tangan ayahku menepuk pelan pipiku
“ haaduuh nak, kamu mengigau ya???, cepat cuci muka dulu!” perintahnya.
aku kekamar mandi membasuh mukaku saat berada diluar kamar mandi DAK.. pintu tertutup dengan sendirinya tapi aku tidak peduli, kemudian kau ke dapur untuk meminum air putih, saat beberapa tegukan air uhuk...uhuk...uhuk... batukkuk karena ada seseorang yang menepuk pundaku membuatku tersedak, aku menoleh kebelakang ternyata itu ayahku, tapi ini sepertinya bukan, karena aku sudah tau siapa dia
“ sudah kubilang aku ini bukan ayahmu” ucapnya dengan sedikit senyum dingin diwajah pucatnya. “ouh, pantes aing nanya kasia tara diwaler, silaing teh dingan jurig nu ngawujud jadi rama kaula, wawanian siah.
” ucapku, hehehe maaf bahasa daerah, ini terjemahnya “ ouh, pantes gua nanya gak dijawab, ternyata kamu hantu yang menyerupai ayahku”. Ucapku.
“ mif, cepat kemari film RE sudah mulai!!!!” teriak suara ayahku yang asli.
”geus dewek tepaduli kasia, mending silaing alias maheh alias didinya alias anjeun indit cing jauh” hehehe maaf kebawa emosi saat nulisnya tapi saat itu memang itu yang saya katakan. ini terjemahnya
“ ya sudah gua gak peduli sama loe. Sebaiknya kau pergi sana” ucapku kesal kepada sosok yang menyerupai ayahku itu kemudian berjalan melewatinya.
Tapi sosok itu menahanku dan dia memengang tangan kiriku dengan erat sekali,
“ hey, cepat lepaskan!!!” perintahku sambil merontah.
Senyum dinginnya semakin melebar dan semakin mengerikan, setetes darah keluar dari kepalanya, keluar darah dari matanya, keluar dari mulutnya, darah itu semakin banyak sampai menutupi seluruh mukanya, mataku membeliak melihatnya. Hawa dingin entah dari mana datang langsung menusuk sampai tulangku, kepalaku tiba-tiba sakit dan berkunang-kunang, tiba-tiba pandanganku kabur,tubuhku terasa lemas, saat sosok itu melepaskan pegangannya aku langsung tergeletak dilantai dan tidak berdaya. Mataku tertutup, Aku kehilangan kesadaranku dan setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi.
Saat aku terbangun aku sudah berada ditempat tidurku dan ibu yang sedang duduk disebelahku. Ibuku bertanya apa yang terjadi semalam? Tapi Aku tidak menceritakannya karena tidak mau membuatnya khawatir.
CHI
Kisah Nyata 'Ayahku Ternyata Bukan Ayahku'
4/
5
Oleh
Hideouses