Kecelakaan itu terjadi pada 30 September 1999, ketika Hisashi Ouchi dan dua rekannya sedang memindahkan tujuh ember uranil nitrat ke tangki pengendapan.
Setelah ia hampir mencapai tangki, tiba-tiba terjadi reaksi berantai yang tidak terkontrol dan memuntahkan partikel radiasi.
Jumlah energi yang mengenai Ouchi setara dengan hiposenter bom atom Hiroshima.
Ouchi adalah orang terdekat dengan tangki, sedangkan dua rekannya berjarak sekitar empat meter.
Kecelakaan nuklir ini menjadi bencana nuklir terburuk setelah yang terjadi di Fukushima dan Daiichi.
Dalam tragedi tersebut, Ouchi terkena radiasi sebesar 17 Sievert (satuan efek biologis akibat radiasi), padahal 8 Sievert saja sudah sangat fatal.
Masing-masing dua rekan yang saat itu bersamanya, Shinohara terkena 10 Sv dan Yokokawa 3 Sv.
Ouchi mengalami nyeri di sekujur tubuh serta mual dan kesulitan bernapas.
Ia juga kehilangan kesadaran di ruang dekontaminasi setelah muntah.
Paparan radiasi yang terjadi pada Ouchi sangat parah sehingga kromosomnya hancur dan jumlah sel darah putihnya anjlok mendekati nol.
Sebagian besar tubuhnya mengalami luka bakar parah, hingga organ bagian dalamnya pun rusak.
Karena kondisinya semakin memburuk, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo dan kabarnya menjalani transfusi sel induk perifer pertama di dunia.
Ia diberi banyak darah, cairan, dan obat-obatan yang bahkan saat itu belum tersedia di Jepang.
Dia juga harus menjalani transplantasi kulit karena semua jaringan kulit dan pori-porinya rusak.
Setelah dirawat selama seminggu, Ouchi berhasil mengatakan, "Aku tidak tahan lagi, aku bukan kelinci percobaan."
Setelah sempat berjuang selama 83 hari, Ouchi meninggal karena gangguan akut pada sistem organnya.
Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menyatakan dia meninggal pada 21 Desember 1999, pukul 11.21 waktu setempat.
Ouchi tercatat sebagai warga Jepang kedua yang mati setelah cedera akibat radiasi nuklir sejak tahun 1954.
HCI
Nuclear Man : Hisashi Ouchi
4/
5
Oleh
Van