Dream School adalah cerita menakutkan dari Jepang tentang seorang anak laki-laki yang terjebak dalam mimpinya sendiri, happy reading.
Peringatan!!!: Ini adalah cerita terkutuk dan kamu mungkin tidak ingin membacanya. Orang-orang mengatakan bahwa jika kamu tidak melupakan cerita ini dalam waktu satu minggu, kamu akan memiliki mimpi yang sama dengan anak laki-laki malang di cerita ini. Kamu juga bisa terjebak dalam mimpi itu dan syok saat mengetahui kalau dirimu tidak bisa terbangun dari tidurmu. Jadi, tolong pikirkan dengan saksama sebelum membaca cerita ini.
Read this if you dare!
Jadi bagi yang takut..jangan dibaca ya!
Ada seorang anak laki-laki Jepang bernama K yang memiliki mimpi yang sangat aneh. Dalam mimpi itu, dia mendapati dirinya berkeliaran di sebuah sekolah. Itu bukan sekolahnya. Melainkan sekolah yang tidak dikenalnya.
Saat itu malam dan sekolah dalam keadaan gelap. Suara langkah kaki bergema di koridor-koridor kosong di sekolah. Itu sangat menakutkan, K mencoba membuka pintu dan jendela, tapi semuanya terkunci. Dia mencoba memukul-mukul kaca jendela sekeras yang dia bisa, tapi kaca jendela tidak retak sedikitpun.
Sekolah itu besar dan luas. Kelihatannya seperti labirin. Sepertinya tidak masuk akal. Berjalan menyusuri satu koridor akan membawanya kembali ke tempat dia sebelumnya. Itu sangat aneh, seolah aturan normal waktu dan ruang tidak berlaku.
K mulai merasa takut. Dia mulai berlari menyusuri Koridor. Koridor membentang terus dan terus tanpa akhir dan tidak ada jalan keluar. Setelah melewati beberapa ruang kelas yang sama beberapa kali, K melihat ada sesuatu yang aneh. Koridor di sekolahan ini tak berujung. Tidak peduli berapa lama dia berlari menyusuri koridor, dia akan selalu menemukan dirinya kembali ketempat awal.
K memutuskan untuk mencoba rute yang berbeda. Dia berlari menyusuri koridor sebelah kanan, lalu mengambil arah ke kiri lalu ke arah kiri lagi. Dia memasuki ruangan Home Economics dan saat dia keluar dari pintu di seberang, dia menemukan dirinya berada di Koridor lain. Dia memasuki ruang seni dan keluar dari pintu di sisi lain. Entah bagaimana, membawanya ke lantai tiga, di samping toilet murid perempuan.
Dia melewati ruang musik dan berlari menyusuri koridor melewati serangkaian ruang kelas yang lain. Dia sampai di tangga lalu menuruninya. Dia terus berkeliling dan berkeliling. Malam sepertinya berlanjut selamanya dan dia merasa seperti hari yang cerah tidak akan pernah datang lagi.
Kin ... Kon ... Kin ... Kon ...
K mendengar suara detak jam yang berdengung. Saat dia mendongak, dia melihat sebuah jam. Jarum jamnya berayun maju mundur seperti bandul.
Clomp ... Clomp ... Clomp ... Clomp ...
K mendengar gema langkah berat yang mengejarnya.
Dia terlalu takut untuk melihat ke belakang dan sangat ingin melarikan diri. Dia menaiki tangga yang seharusnya membawanya ke lantai empat, tapi dia malah mendapati dirinya berada di lantai satu, di luar ruang audio visual.
Clomp, Clomp, Clomp,
Clomp, Clomp, Clomp ...
Langkah kaki tersebut mulai semakin cepat dan cepat.
K berlari menyusuri koridor dan berbelok ke kiri, lalu kiri lagi, terus belok kanan, dan belok kiri lagi. Dia berada di depan satu ruang kelas lainnya. Di ujung koridor, ada jalan keluar darurat, tapi kotak kaca yang berisi kunci untuk membuka pintu darurat itu hancur dan kuncinya hilang. Ada sebuah catatan di dalam kotak yang mengatakan bahwa kunci itu ada di kelas 108.
CLOMP, CLOMP, CLOMP,
CLOMP, CLOMP, CLOMP ...
Langkah kaki yang mengejarnya itu semakin mendekat.
K berlari menuruni tangga. Dia berbelok ke kiri, berlari menyusuri koridor, lalu berbelok ke kanan dan ke kanan lagi. Dia mendapati dirinya berada di luar ruang kelas. Di pintu sebuah kelas, ada tanda yang tertulis, "108". K mencoba membuka pintu itu dan pintu itu terbuka. Dia melangkah masuk lalu menutup pintu itu.
Ruang kelas berada dalam kegelapan dan dia hampir tidak bisa melihat apa-apa. Dia menekan sakelar lampu, tapi tidak berhasil. Ruang kelas penuh dengan meja dan ada tas yang tergantung di sandaran masing-masing kursi. K mulai mencari kunci itu dengan putus asa. Dia melihat ke dalam setiap tas, mencari di setiap laci.
Sementara itu, dia bisa mendengar langkah kaki yang menyusuri koridor.
CLOMP, CLOMP, CLOMP,
CLOMP, CLOMP, CLOMP ...
Tak lama kemudian, dia mendengar ada sesuatu yang membentur keras ke pintu kelas.
BOOM! BOOM! BOOM!
BOOM! BOOM! BOOM! (Suara ledakan)
K masih belum bisa menemukan kunci yang dia cari. Dia menarik laci-laci dari meja dan menjatuhkannya ke lantai. Dia membuka tas dan mulai membuang isinya ke lantai.
BOOM! BOOM! BOOM!
BOOM! BOOM! BOOM!
Suara ledakan itu semakin kencang dan keras. Pintu kelas sepertinya akan terlepas dari engselnya. Dia mencari dengan putus asa, tapi dia masih belum bisa menemukan kuncinya.
Saat itulah, suara di pintu tiba-tiba berhenti. Ada kesunyian yang menakutkan. K berdiri di sana dengan gemetar, menunggu dengan napas tertahan. Dia berdiri di sana di kelas yang gelap, takut untuk menggerakkan tubuhnya.
Setelah beberapa saat, dia masih belum bisa mendengar apapun, jadi dia pun pergi ke pintu kelas. Dia mengulurkan tangan, memutar gagangnya, membukanya dengan lembut dan mengintip ke koridor.
Apa yang dia lihat membuatnya ngeri, syok, dan jeritannya tertahan di tenggorokannya.
Ada banyak anak laki-laki dan perempuan. Mereka hancur berkeping-keping. Kepala, lengan dan kaki mereka dipenggal dari tubuh mereka. Lantainya dipenuhi darah dan anggota tubuh mereka mengeliat-geliat seperti menari ... terhentak bolak-balik anggota badan mereka.
K ketarik ke dalam mimpi itu. Tubuhnya tetap tertidur. Dia tidak pernah bisa terbangun. Bahkan sampai hari ini, ia masih mengembara di sekolah dalam pikirannya.
Sekarang setelah kamu membaca cerita ini, cobalah untuk melupakannya. Jika kamu tidak melupakan cerita ini dalam waktu seminggu, kamu akan memiliki mimpi yang sama di mana kamu akan menemukan dirimu berkeliaran di sekitar sekolah. Kamu harus menemukan kunci itu dan lolos ke pintu darurat sebelum kamu menemukan potongan tubuh anak laki-laki dan perempuan yang menggeliat, atau kamu akan tertarik ke dalam mimpi itu selamanya.
Cerbung Horror Indonesia
Urban Legend Dream School Jepang
4/
5
Oleh
Van