Tuesday, October 24, 2017

Makhluk Berwajah Seram

Makhluk Berwajah Seram

Makhluk Berwajah Seram
By : Ade Khoerudin

Malam itu selepas isya, aku dan keluarga makan malam di rumah sederhana yang kami tinggali.
"Alhamdulillah perutku kenyang" sahutku sambil menyimpan piring dan gelas

Kebiasaanku setelah makan ialah merokok, itu sudah menjadi kebiasaan burukku sejak kelas 2 SMK.
Selepas makan, kubuka bungkus rokok yang aku ingat ada satu rokok lagi. Ternyata rokok itu tidak ada, kosong.
"Pak, ngambil rokok ya?" tanyaku pada bapak
"Iya, tadi bapak mengambilnya, udah kamu beli lagi ke warung mumpung belum terlalu malam" jawab bapakku
Ya terpaksa aku harus beli rokok ke warung yang lumayan jauh dari rumah, ya maklumlah daerah pegunungan hanya ada satu warung di kampung.

Warung ini berada di kampung blok A, sedangkan aku tinggal di kampung blok B. Perbatasan blok A dan blok B adalah pesawahan yang lumayan luas. Jadi kalau mau ke kampung blok A harus melewati jalan yang pinggir-pinggirnya sawah yang lumayan luas.

Sampailah di warung itu, aku pun membeli satu teh gelas dan sebungkus rokok sempurna mild.
Waktu itu aku tidak langsung pulang, memilih duduk dulu ngobrol sama teman-teman SD kampung blok A di kursi warung sambil menikmati rokok.

Karena keasikan ngobrol-ngobrol, tidak terasa waktu menunjukan pukul 11.30 dan warung pun akan tutup, jadi kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Rumah temanku semuanya dekat berada di blok A, hanya aku yang harus pulang jauh ke blok B. Tapi aku tidak merasa takut karena tidak percaya sama hantu waktu itu.

Langkah demi langkah aku berjalan membawa senter kecil, untung saja waktu itu bulan purnama. jadi aku tidak terlalu takut kegelapan untuk melihat ke depan.
"Ya ilahi, Indah sekali ciptaan-Mu. Aku merasa tenang sekali hidup disini, tidak seperti hidup di kota " kataku sambil melihat bulan yang bercahaya.
Suara hening, hanya terdengar suara jangkrik, katak dan hewan yang suka bersuara di malam hari. Udaranya juga sangat sejuk, membuat aku merasa menggigil kedinginan.
"Sambil merokok ah biar gak dingin" kataku bicara sendiri sambil ngambil satu rokok dari bungkusnya
"Ah sial, koreknya ketinggalan di warung. Masa aku harus balik lagi ke warung, udah setengah perjalanan lagi" kataku sedikit kesal

Aku putuskan untuk tidak kembali ke warung ngambil korek dan memilih mencari puntung rokok nyala sambil pulang ke rumah.

"Deuh, rezeki anak baik, Kalau ingin sesuatu pasti langsung ada" gumamku karena melihat di depan ada orang yang sedang melihat pesawahan sembari mengeluarkan asap tapi dia membelakangi.
Aku pikir dia orang yang sedang nunggu air, dan melihat-melihat sawahnya sambil merokok.

Karena masih lumayan jauh, aku menyegerakan langkah kaki karena sangat kedinginan.
"Permisi pak, boleh pinjem koreknya" sahutku berada di belakang dia.
Seketika dia langsung menghadap kepadaku.

Sontak aku kaget melihat wajah dia bolong-bolong menyeramkan, bermata merah dan mengeluarkan asap dari wajahnya. Cahaya malam itu remang-remang jadi pikiranku itu hanya dugaanku saja.
Aku tetap menenangkan diri karena yang aku dengar hantu itu cuma pocong, kuntilanak, tuyul.
"Pak kenapa harus pake topeng itu aku takut" kataku sedikit takut
tapi dia tidak berbicara dan terus menatapku dengan menakutkan.
"Rokok nih pak" kataku ngomong sendiri karena lagi-lagi tak dijawab
Kemudian dia mendekati dengan mata belotot merah menakutkan, jarak aku sama dia kemungkinan satu meter, ku lihat dia melayang.

Bulu kudukku mulai merinding dan bibir terasa terkunci, pikiranku mulai berkata itu hantu.
Ku lemparkan rokok yang sedang aku pegang tadi ke wajahnya ternyata nembus, dia seperti bayangan hitam.
Seketika aku berlari dengan meninggalkan sandal, pikirku supaya cepat larinya. Aku berusaha lari sekencang-kencangnya mengabaikan apa yang ada di pinggir dan belakangku, aku tetap fokus ke depan walaupun harus menabrak apa saja yang menghalangi, aku sampai bisa meloncati pagar yang lumayan tinggi, yang mustahil aku loncati kalau dalam keadaan sadar.

Perasaan takut, kesal, pengen ketawa, pengen nangis dan marah campur aduk jadi satu. Aku berlari dan berdo'a terus baca ayat kursi terus-terusan.

"Bangsat, hantu jelek jangan mengikuti" teriakku sambil lari kencang dan merasakan kalau dia mengikuti,
Aku terus membaca ayat kursi sambil teriak malam itu.
Sambil lari kuberanikan untuk melihat kebelakang, akhinya aku tidak melihat sosok aneh itu lagi, perasaanku mulai lega tapi terus berlari dan berharap segera sampe rumah.
"Anjir kenapa rasanya aku lari gak sampe-sampe" tanyaku dalam hati
Keringat dinginku sampai keluar, baru kali itu aku merasakan rasa takut sampe seperti itu.
Dan alhamdulillah sampai juga aku di halaman rumah, langsung saja kucoba buka pintu.
Ah sial, ternyata sudah dikunci pintunya.

Sempat berfikir untuk mendobraknya tapi takut dimarahi bapak, jadi kucoba ketuk pintunya sambil melihat-lihat sekitar rumah takut dia ada lagi.
Akhirnya pintupun dibuka dan ibu memarahiku karena pulang terlalu malam, kaki kotor dan baju basah karena keringat, jadi aku seperti mandi keringat malam itu.
Kemudian aku masuk dan ngambil air minum, lalu mencuci kaki.

Kuceritakan semuanya kepada ibu lalu dia menyuruhku untuk tidur, sial, aku tidak bisa tidur malam itu karena masih terpikir makhluk menyeramkan itu, pada akhirnya aku trauma tidak mau lewat ke jalan itu lagi jika malam hari.

CHI

Artikel Terkait

Makhluk Berwajah Seram
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email